1. Doa yang bernilai ibadah (mengharapkan pahala dari Allah ) yaitu doa yang dijalani dengan melakukan amal saleh, seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, sholat, puasa, haji, dan sebagainya. 2. Doa yang bersifat permohonan untuk memperoleh kebaikan ataupun menolak keburukan. 3. Doa ibadah dan doa permohonan.
C. KEKUATAN DOA Posisi doa ketika seseorang ditimpa musibah atau ujian yang dirasa tidak menyenangkan adalah sebagai berikut : 1. Doa memiliki daya cegah atau daya usir lebih kuat 2. Doa memiliki daya cegah atau daya usir lebih lemah 3. Doa memiliki daya cegah atau daya usir imbang dengan kadar musibah.
DZIKRULLAH OLEH: SUTEJO IBNU PAKAR A. DZIKRILLAH 1. Dzikirullah dengan menyebut asma dan sifat Allah, memuji Allah dengan mennyebut asma-Nya, serta mentawhidkan dan mensucikan Allah, seeperti mengucapkan سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر". 2. Dzikurllah dengan cara memberikan penjelasan tentang baik buruk, atau halal haram. Dzikr ini ada dua macam: a. menyampaikan informasi tentang perintah dan larangan Allah. b. bersegera melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. 3. Mengingat dan menyakini segala nikmat Allah, dengan cara : a. bersyukur dengan lisan dan hati secara bersamaan b. berysukur dengan hati c. bersyukur dengan lisan
B. TINGKATAN DZIKRULLAH 1. Dzikr al-Dzohir, atau memuji Allah dengan ucapan 2. Dzikr al-Khofy, yaitu dzikir dengan hati saja dengan penuh kesadaran. 3. Dzikr al-Haqiqi yaitu dzikr atau ingatnya Allah kepada hamba-hamba-Nya. فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
C. RAGAM DIKRULLAH 1. Dzikir yang bertujuan memuji Allah seperti : سبحان الله . والحمد لله . ولا إله إلا الله . والله أكبر 2. Dzikr yang bertujuan meminta (doa) seperti : يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث . 3. Dzikr yang bertujuan memuji dan juga berdoa
D. KUALITAS DZIKRULLAH 1. Dzikr lisan. 2. Dzikr hati. 3. Dzikr sirr dilakukan dengan cara tafakur. 4. Dzikr ruh dengan cara menganalisis. 5. Dzikr anggota badan, dilakukan melalui empat tangga yaitu: a. menginternalisasikan pekerjaan-pekerjaan Allah dalam kehidupan sehari-hari. b. sifat-sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari. c. nama-nama Allah dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kualitasnya dizikir dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu: 1. Dzikir lisan. Bila dijalani dengan hati yang lupa, maka dianggap dzikir tradisi. (Dzikir orang awam/mu’min kebanyakan) 2. Dzikir dengan lisan yang dijalani dengan penghayatan (hati). Dzikir yang demikian termasuk kategori dzikir ibadah. (Dzikir orang khosh) 3. Dzikir dengan anggota tubuh. Dzikir ini disebut dzikir mahabbah wa al-Ma’rifah. (Dzikir khowash al-Khosh).
E. MOTIVASI PELAKU DZIKR 1. memperoleh imbalan (pahala) dari Allah. 2. dapat hudhur al-Qolb 3. dapat sampai kepada Allah dan dapat menyingkap penghalang.
F. FAIDAH DZIKRULLAH 1. dekat dengan Allah karena Allah mengingat kita فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ [البقرة : 152 ] . 2. menyebabkan muroqobah (merasa diawasi oleh Allah) dan mudah kembali kepada Allah (inabah). 3. merupakan kunci setiap kebaikan duniawi dan ukhrawi. 4. mencegah datangnya kemarahan Allah, karena seseorang yang mengingat Allah selalu mencari keridhoan Allah.
DOA KETIKA BERWUDHU’ OLEH: SUTEJO IBNU PAKAR 1. KETIKA MEMBASUH KEDUA TELAPAK TANGAN اللهم احفظ يدي من معاصيك كلها 2. KETIKA BERKUMUR اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك 3. KETIKA MENGHIRUP AIR KEDALAM HIDUNG اللهم أرحني رائحة الجنة 4. KETIKA MEMBASUH MUKA اللهم بيض وجهي يوم تبيض وتسود وجوه 5. KETIKA MEMBASUH TANGAN KANAN اللهم أعطني كتابي بيميني وحاسبني حسابا يسيرا وعند اليسرى 6. KETIKA MEMBASUH TANGAN KIRI اللهم لا تعطني كتابي بشمالي ولا من وراء ظهري 7. KETIKA MENGUSAP KULIT KEPALA اللهم حرم شعري وبشري على النار 8. KETIKA MEMBASUH KEDUA DAUN TELINGA اللهم اجعلني من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه 9. KETIKA MEMBASUH KEDUA KAKI اللهم ثبت قدمي على الصراط يوم تزل فيه الأقدام 10. SESUDAH SELESAI BERWUDHU’ أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم اجعلني من التوابين, واجعلني من المتطهرين, واجعلني من عبادك الصالحين. سبحانك اللهم وبحمدك, أشهد أن لا إله إلا أنت, أستغفرك وأتوب إليك. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
1) Al-Kahf wa al-Raqim, Kitab ini membahas tentang syarh Basmalah. Bab III kitab ini menerangkan tentang rahasia sifat dan nama Allah SWT. 2) Al-Manazhir al-Ilahiyyah, Kitab ini berisi tentang cerita perjalanan musyahadah-nya dengan Tuhan. 3) Ghaniat Arbab al-Sima’, menerangkan adab-adab seorang sufi, ditulis pada Tahun 803 H. di Kairo. 4) Jannat al-Ma’arif wa ghayat al-Murid wa al-’Arif, Risalah ini ditulis al-Jili di Persia, sebelum ia pindah ke Yaman. 5) Al-Kammalat al-Ilahiyah, kitab ini selesai ditulis tahun 805 H. di Zabid Yaman. 6) Al-Insan ‘Ain al-Jûd, Kitab ini membentangkan konsep tentang manusia sebagai cermin dari Tuhan. 7) Al-Qamus al-A‘dzam , kitab ini masih dalam bentuk manuskrip. 8) Al-Safar al-Qarib, kitab ini berisi karangan pendek tentang adab dalam melakukan pengembaraan spiritual. 9) SyarH Musykilat al-FutûH at, naskah kitab ini terdapat di Damaskus. 10) Al-Isfar ‘an Risalat al-Anwar, kitab ini sebagai syarH (penjelas) dari kitab Ibn ‘Arabi yang berjudul Al-Isfar ‘an Nataij al-Asfar. 11) Al-Nadhirat, kitab ini berisi kumpulan syair-syair sufi yang terdiri-dari 540 bait syair. 12) Al-Qashidah al-WaH idah, kitab ini tersimpan di Baghdad dalam bentuk manuskrip tulisan tangan. 13) Musamarat al-H abib, kitab ini yang membicarakan tentang perjalanan Nabi Mûsa dan seorang pemuda Yûsa’ Ibn Nûn untuk menjumpai al-’Abd al-Shalih. 14) Al-Insan al-Kamil fi Ma‘rifat al-Awakhir wa al-Awa’il, ini merupakan karya dari al-Jili yang paling terkenal. Ia membentangkan tentang konsepnya “Al-Insan al-Kamil ”, yang banyak mengundang perhatian dari para tokoh Sufi sesudahnya, sehingga banyak kitab-kitab yang memberikan syarh terhadap kitab ini, seperti: Muwadhahat al-H al karya Ahmad al-Anshari, Kasyf al-Bayan karya al-Nabilisi, Syarh ‘Ali Zada ‘Abd al-Baqi ibn ‘Ali dan Syarh Syeikh ‘Ali ibn Hijaz. 15) Arba‘ûn Muathinan, kitab ini berisikan sulûknya seorang sufi. 16) Manzil al-Manazil, kitab ini berisi tentang adab sulûk. 17) Al-Mamlakah al-Rabbaniyah. 18) Al-Marqûm fi Sirr al-Tawhid al-Majhûl wa al-Ma‘lûm. 19) Al-Kunz al-Maktûm. 20) Al-Wujud al-Mutlaq. 21) Bahr al-H udûs wa al-Qidam wa Mawjid al-Wujud wa al-‘Adam. 22) Kitab al-Ghayah, kitab ini berisi cara mengetahui makna ayat al-Qur’an dan al-Hadits yang Mutasyabihat. 23) ‘Aqidat al-Akabir al-Muqtabasah min al-Ahzab wa al-Salawat. 24) ‘Uyûn al-H aqaiq. 25) Zulafat al-Tamkin. 26) Maratib al-Wujud, kitab ini berupa karangan ringkas yang menjelaskan tentang tingkatan dari maqam-maqam yang dilalui para sufi dari tingkat al-’Ammah al-Muthlaq sampai Al-Insan al-Kamil . 27) H aqiqat al-Haqa’iq.
KARYA AL-SULLAMI oleh: Sutejo ibnu Pakar a. Adab al-Mutasawwafah b. Thabaqah al-Shufiyun c. Risalah al-Malamatiyyah d. Ghalathah al-Shufiyah e. al-Futuwwah f. Adab al-Suhba wa Husn al-'Ushra g. al-Sima' h. al-Arba'in fi al-Hadith i. al-Farq Bayn al-Syari'ah wa al-Haqiqah j. Jawami' Adab al-Shufiyah k. Manahij al-'Irfan l. Maqamat al-Awliya' m. al-Ikhwah wa al-Akhawat min al-Shufiyah
CAHAYA OLEH: SUTEJO IBNU PAKAR 1. Nur al-‘Izzah (cahaya keagungan): 2. Nur al-Ghayah al-Insaniyyah (cahaya tujuan kemanusiaan): 3. Nur al-Idrak (cahaya perspektik): cahaya yang bisa mempersepsikan dan melihat Allah. 4). Nur al-Nubuwah (cahaya kenabian): 5). Nur al-Nasy’ah: 6). Nur al-Tasyrif: penyingkapan atas spesialisasi kemalaikatan, yang menulis namanya bersama nama Allah di Lauh, dan menulisnya dengan cahaya. 7). Nur al-Sabiqah: cahaya yang ada sejak awal. 8). Nur al-Tadallul: penyingkap atas level kedekatan [dengan Allah]. 9). Nur al-Tarkib: cahaya yang menyingkap tujuan agung dalam tauhid. 10). Nur al-Mawlid: penyingkap atas kebahagiaan akan lahirnya Nabi dengan dalil-dalil astronomis yang bersifat Ilahi, yang samawi (langit). 11). Nur al-Khalqah: cahaya yang menampakkan cahaya di antara kedua matanya, 12). Nur al-Tarbiyyah: cahaya penyingkap atas pertolongan yang terjaga, 13). Nur al-Intiqal: cahaya yang memberikan penglihatan dalam kedua mata orang tua dan ibunya. 14). Nur al-Nihayah: cahaya pungkasan kenabian. 15). Nur al-Tadhammun: cahaya yang menyingkap bahwa ia adalah orang yang paling mudah dan paling sempurna 16). Nur al-Taskhir: penyingkap baginya, atas tujuan yang ada di langit dan bumi. 17. Nur al-‘Adah: cahaya yang menampakkan hukum-hukum agung 18. Nur al-Itba’: cahaya yang berbentuk pertolongan dengan lisan (baca. memberikan wejangan yang benar). 19. Nur al-Lawahiq: apa yang terkangun di dalam ayat-ayat atau tanda-tanda yang telah dikhabarkan. 20. Nur al-Jah: menyibak baginya, bahwa hanya Allah yang Esa. 21. Nur al-Khithabah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) datang dengan membawa jawami’ul al-kalim. 22. Nur al-Muqayasah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah makhluk yang paling mengetahui Allah. 23. Nur al-Tafdhil: cahaya yang menyibak kemampuan Nabi Muhammad dalam mengemban kerasulan dari Allah 24. Nur al-Ihathah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah esensi makna yang dikumpulkan 25. Nur al-Hashr: cahaya yang menyibak kekususan, derajat dan level Nabi Muhammad. 26). Nur al-‘Alamah wa al-Dilalah 27. Nur al-Khushushiyyah: cahaya yang menyibak bahwa tidak ada tingkatan, di depan atau sebelumnya, yang memiliki tingkatan semulia Nabi Muhammad. 28. Nur al-Khair al-Mahdzli: cahaya yang menyibak kesempurnaan yang tampak dan yang tersembunyi baginya. 29. Nur al-Liwa’: cahaya yang menyibak penyebaran pertolongannya yang sangat dibutuhkan kelak di hari kiamat. 30. Nur al-Infirad: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah manusia yang paling layak untuk diikuti (kahyul al-matbu’). 31. Nur al-‘Ubudiyyah: cahaya yang menyibak bahwa dia adalah manusia yang dikaruniai kenikmatan khusus. 32. Nur al-Tazkiyyah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah hujjatullah (dalil atau kepercayaan Allah) untuk alam semesta. 33. Nur al-Makanah al-Kubra: cahaya yang menyibak keagungan dan kesempurnaan Nabi Muhammad.
KARYA IBN SAB’IN (612 -668 /669 H.= 1161-1217 M./1218 M.) SUTEJO IBNU PAKAR 1. Badu al-‘Arif, 2.Risalah al-Fath al-Musyrik, 3.Jawab Shahib Shaqaliyyah, 4.Risalah al-Ihathah, 5.Kitab al-Alwah atau Khithab Allah bi Lisan Nurih, 6.al-Risalah al-Qawsiyyah, 7.Kitab al-Qisth, 8.Risalah li Ibn Sab’in: Istami’ li ma Yuha wa Yustaqra, 9.Rukrah ‘Irfah, 10.Natijah al-Hikam, 11.al-Risalah al-Ushbu’iyyah, 12.al-Risalah fi al-Hikmah, 13.Kitab al-Bughat, 14.al-Kitab al-Kabir, 15.al-Jawhar, 16.Kitab al-Kid, 17.Risalah al-Tawajjuh, dan 18.Diwan al-Syi’ir.
KARYA IBN SAB’IN (612 -668 /669 H.= 1161-1217 M./1218 M.) SUTEJO IBNU PAKAR 1. Badu al-‘Arif, 2.Risalah al-Fath al-Musyrik, 3.Jawab Shahib Shaqaliyyah, 4.Risalah al-Ihathah, 5.Kitab al-Alwah atau Khithab Allah bi Lisan Nurih, 6.al-Risalah al-Qawsiyyah, 7.Kitab al-Qisth, 8.Risalah li Ibn Sab’in: Istami’ li ma Yuha wa Yustaqra, 9.Rukrah ‘Irfah, 10.Natijah al-Hikam, 11.al-Risalah al-Ushbu’iyyah, 12.al-Risalah fi al-Hikmah, 13.Kitab al-Bughat, 14.al-Kitab al-Kabir, 15.al-Jawhar, 16.Kitab al-Kid, 17.Risalah al-Tawajjuh, dan 18.Diwan al-Syi’ir.
Isi Kitab Bidãyat al-Hidãyah Karya : Abû Hâmid, Muhammd b. Muhammad b. Muhammad al-Ghazãlî al-Thûsî (405 – 505 H. / 1058 - 1111 M.) Disyarah oleh Imam Nawawî bin Umar bin ‘Arabi bin Ali al-Bantani al-Jawi dengan judul Murãqî al-‘Ubûdiyah (diselesaikan pada malam Ahad tanggal 13 Dzul Qo’dah 1289 H./ 24 Oktober 1872 M.) sutejo ibnu pakar
2 – 9 Pendahuluan 9 – 10 Bagian Pertama Isi Kitab; Klaifikasi Perbuatan Ibadah 10 – 11 Etika Bagun Tidur 11 – 14 Etika Masuk ke Mara Mandi/WC 14 – 19 Etika Wudhu 19 – 21 Etika Mandi 21 – 22 Etika Tayammum 22 – 23 Etika Keluar dari Masjid 23 – 31 Etika Masuk ke Masjid 31 – 36 Amaliah yang Harus Dilakukan setelah Terbit Metahari 36 – 41 Persiapan-persiapan yang Harus Dilakukan Menjelang Datangnya Waktu Shalat Fardhu 41 – 44 Etika sebelum Tidur 44 - 51 Persiapan-persiapan sebelum Shalat 51 – 53 Etika Imam Shalat da Ma’mum 53 – 58 Etika Berpuasa 58 – 61 Bagian Kedua Isi Kitab; Menjauhi Larangan Agama 61 – 62 Menjaga Mata 62 – 63 Ucapan 63 – 65 Perut 65 – 70 Kehormatan (alat genital) 70 – 73 Tangan 73 – 76 Kaki 76 – 78 Maksiat Hati 78 – 80 Memelihara Hadits 86 – 89 Etika Bergaul dengan Allah dan Manusia 86 – 89 Etika Anak kepada Orangtua 89 – 101 Etika Berteman
al-Ghazali; SUFI-SUFI TERSESAT oleh: sutejo ibnu pakar 1. Kaum sufi yang tergolong kelompok terpedaya syaitan adalah mereka yang tergoda oleh perhiasaan dan ketenaran. Keterpedayaan meraka terekspresikan dalam cara-cara meraka berpakaian, bertindak, bertutur kata, akhlak, simbol, dan terminologi yang mereka pergunakan. Bahkan tata cara mereka beribadah yang mengutamakan penampilan dan keselahean lahiriah. Sementara mereka menyukai hal-hal haram dan syubhat, dan gemar mendatangi penguasa dengan harapan mendapatkan keuntungan material dari sang penguasa. 2. Para sufi yang merasa diri mereka baik, tidak mau menjauhi maksiat lahiriah, tidak menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh syara’, dan tujuan hidupnya adalah kenikmatan materi. 3. Sufi yang mengklaim dikri mereka dikaruniai ilmu al-Mukasyafah, dapat musyahadah dengan Allah, dan wushul (al-Hallaj : al-Hulul). 4. Sufi yang mengkalim dirinya telah mencapai maqam zuhd, tawakkul, ridha’ dan mahabbah (hanya mencintai Allah). Mereka, dengan imajinasi, merasa secara totalitas mencintai Allah sementara hawa nafsu mereka mendorong mereka menjauhi perintah Allah. 5. Kelompok sufi yang menyibukkan diri dengan laku mujahadah dan penyempurnaan akhlak, dan pensucian jiwa secara berlebihan. Sementara di satu sisi mereka masih suka mencari-cari kelemahan orang lain. Mereka, justru melupakan Allah al-Khaliq. 6. Diantara sufi ada kelompok-kelompok yang sengaja menelurusi jalan menuju Allah (suluk), merasa diri telah mencapai maqam ma’rifat dan sangat bangga diri dengan tema-tema ma’rifat, al-Ittihad, al-Hulul.
الصوف علم من أعلم الزهد؛ فلا ينبغي للزاهد أن يلبس صوفاً بثلاثة دراهم، وفي قلبه رغبة خمسة دراهم )أبو سليمان الداراني(.
الصوفيَّ هم أهل بيت واحد، لايدخل فيهم غيرهمُ. (الجنيد).
الصوفيَّ كالأرض، يُطرح عليها كل قبيح، ولا يخرج منها إلا كلُّ مليح. إذا رأيت الصوفي يعني بظاهره، فاعلم أن باطنه خراب. (معروف الكرخي).
الصوفي: من يرى دمه هدراً، وملكه مباحاً (سهل بن عبد الله).
الصوفي: هو المشير عن الله تعالى؛ فإن الخلق أشاروا إلى الله تعالى (أبو منصور).
الصوفي منقطع عن الخلق، متصل بالحق؛ كقوله تعالى: " واصطنعتك لنفسي " قطعه عن كل غير، ثم قال له: " لن تراني ". الصوفية أطفالٌ في حجر الحق. التصوف برقة محرقةٌ. (الشبلي).
ما تزال الصوفية بخير ما تنافروا، فإذا اصطلحوا فلا خير فيهم (رويم).
الصوفي لا يكدره شيء، ويصفو به كل شيء . وقيل الصوفي لا يتعبه طلب، ولا يزعجه سبب. (أبو تراب النخشبي).
سمعت أبا حاتم السجستاني يقول: سمعت أبا نصر السراج يقول: سئل ذو النون المصري عن أهل التصوف فقال: هم قوم آثروا الله، عز وجل، على كل شيء فآثرهم الله، عز وجل، على كل شيء.
الصوفي: من يكون مع الواردات لا مع الأوراد (أبو الحسن السبرواني).
نعت الصوفي السكون عند العدم، والإيثار عند الوجود )النوري(.
الصوفي لا يكدره شيء، ويصفو به كل شيء )أبو تراب النخشبي
apakah ma'rifat itu ? sutejo ibnu pakar عن عائشة رضي الله عنها، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " إن دعامة البيت أساسهُ، ودعامة الدين المعرفة بالله تعالى، واليقينُ والعقل القامع فقلت: بأبي أنت وأمي ما العقل القامع؟ قال الكف عن معاصي الله، والحرص على طاعة الله " . قال الأستاذ: المعرفة على لسان العلماء هو: العلم؛ فكل علم معرفة؛ وكل معرفة علم؛ وكل عالم بالله عارف؛ وكل عارف عالم وعند هؤلاء القوم المعرفة: صفة من عرف الحق سبحانه بأسمائ وصفاته؛ ثم صدق الله تعالى في معاملاته: ثم تنقى عن أخلاقه الرديئة وأفاقه؛ ثم طال بالباب وقوفه ودام بالقلب اعتكاف فحظي من الله تعالى بجميل إقباله وصدق الله في جميع أ؛واله؛ وانقطع عنه هواجس نفسه؛ ولم يضع بقلبه إلى خاطر يدعوه إلى غيره؛ فإذا صار من الخلق أجنبياً ومن آفات نفسه بريا؛ ومن المساكنات والملاحظات نقياً؛ ودام في السر مع الله تعالى مناجاته، وحق في كل لحظة إليه رجوعه وصار محدثا من قبل الحق سبحانه بتعريف أسراره فيما يجريه من تصاريف أقداره يسمى عند ذلك عارفاً وتسمى حالته معرفة. إذا بلغ العبد إلى مقام المعرفة أوحى الله إليه بخواطره، وحرس سرَّه أن يسنح فيه غير خاطر الحق وعلامة العارف أن يكون فارغاً من الدنيا والآخرة. )الحسين بن منصور(. أعرف الناس بالله تعالى أشدهم تحيراً فيه )ذو النون المصري(.
عقيدة الصوفية في الرسالة القشيرية
BalasHapusMENGAPA MANUSIA BERDOA
BalasHapusOleh:
Suteja ibnu Pakar
1. Doa yang bernilai ibadah (mengharapkan pahala dari Allah ) yaitu doa yang dijalani dengan melakukan amal saleh, seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, sholat, puasa, haji, dan sebagainya.
2. Doa yang bersifat permohonan untuk memperoleh kebaikan ataupun menolak keburukan.
3. Doa ibadah dan doa permohonan.
C. KEKUATAN DOA
Posisi doa ketika seseorang ditimpa musibah atau ujian yang dirasa tidak menyenangkan adalah sebagai berikut :
1. Doa memiliki daya cegah atau daya usir lebih kuat
2. Doa memiliki daya cegah atau daya usir lebih lemah
3. Doa memiliki daya cegah atau daya usir imbang dengan kadar musibah.
DZIKRULLAH
BalasHapusOLEH: SUTEJO IBNU PAKAR
A. DZIKRILLAH
1. Dzikirullah dengan menyebut asma dan sifat Allah, memuji Allah dengan mennyebut asma-Nya, serta mentawhidkan dan mensucikan Allah, seeperti mengucapkan
سبحان الله، والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر".
2. Dzikurllah dengan cara memberikan penjelasan tentang baik buruk, atau halal haram. Dzikr ini ada dua macam:
a. menyampaikan informasi tentang perintah dan larangan Allah.
b. bersegera melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
3. Mengingat dan menyakini segala nikmat Allah, dengan cara :
a. bersyukur dengan lisan dan hati secara bersamaan
b. berysukur dengan hati
c. bersyukur dengan lisan
B. TINGKATAN DZIKRULLAH
1. Dzikr al-Dzohir, atau memuji Allah dengan ucapan
2. Dzikr al-Khofy, yaitu dzikir dengan hati saja dengan penuh kesadaran.
3. Dzikr al-Haqiqi yaitu dzikr atau ingatnya Allah kepada hamba-hamba-Nya.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
C. RAGAM DIKRULLAH
1. Dzikir yang bertujuan memuji Allah seperti :
سبحان الله . والحمد لله . ولا إله إلا الله . والله أكبر
2. Dzikr yang bertujuan meminta (doa) seperti :
يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث .
3. Dzikr yang bertujuan memuji dan juga berdoa
D. KUALITAS DZIKRULLAH
1. Dzikr lisan.
2. Dzikr hati.
3. Dzikr sirr dilakukan dengan cara tafakur.
4. Dzikr ruh dengan cara menganalisis.
5. Dzikr anggota badan, dilakukan melalui empat tangga yaitu:
a. menginternalisasikan pekerjaan-pekerjaan Allah dalam kehidupan sehari-hari.
b. sifat-sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari.
c. nama-nama Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kualitasnya dizikir dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. Dzikir lisan. Bila dijalani dengan hati yang lupa, maka dianggap dzikir tradisi. (Dzikir orang awam/mu’min kebanyakan)
2. Dzikir dengan lisan yang dijalani dengan penghayatan (hati). Dzikir yang demikian termasuk kategori dzikir ibadah. (Dzikir orang khosh)
3. Dzikir dengan anggota tubuh. Dzikir ini disebut dzikir mahabbah wa al-Ma’rifah. (Dzikir khowash al-Khosh).
E. MOTIVASI PELAKU DZIKR
1. memperoleh imbalan (pahala) dari Allah.
2. dapat hudhur al-Qolb
3. dapat sampai kepada Allah dan dapat menyingkap penghalang.
F. FAIDAH DZIKRULLAH
1. dekat dengan Allah karena Allah mengingat kita
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ [البقرة : 152 ] .
2. menyebabkan muroqobah (merasa diawasi oleh Allah) dan mudah kembali kepada Allah (inabah).
3. merupakan kunci setiap kebaikan duniawi dan ukhrawi.
4. mencegah datangnya kemarahan Allah, karena seseorang yang mengingat Allah selalu mencari keridhoan Allah.
DOA KETIKA BERWUDHU’
BalasHapusOLEH: SUTEJO IBNU PAKAR
1. KETIKA MEMBASUH KEDUA TELAPAK TANGAN
اللهم احفظ يدي من معاصيك كلها
2. KETIKA BERKUMUR
اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
3. KETIKA MENGHIRUP AIR KEDALAM HIDUNG
اللهم أرحني رائحة الجنة
4. KETIKA MEMBASUH MUKA
اللهم بيض وجهي يوم تبيض وتسود وجوه
5. KETIKA MEMBASUH TANGAN KANAN
اللهم أعطني كتابي بيميني وحاسبني حسابا يسيرا وعند اليسرى
6. KETIKA MEMBASUH TANGAN KIRI
اللهم لا تعطني كتابي بشمالي ولا من وراء ظهري
7. KETIKA MENGUSAP KULIT KEPALA
اللهم حرم شعري وبشري على النار
8. KETIKA MEMBASUH KEDUA DAUN TELINGA
اللهم اجعلني من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه
9. KETIKA MEMBASUH KEDUA KAKI
اللهم ثبت قدمي على الصراط يوم تزل فيه الأقدام
10. SESUDAH SELESAI BERWUDHU’
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم اجعلني من التوابين, واجعلني من المتطهرين, واجعلني من عبادك الصالحين. سبحانك اللهم وبحمدك, أشهد أن لا إله إلا أنت, أستغفرك وأتوب إليك. وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
1) Al-Kahf wa al-Raqim, Kitab ini membahas tentang syarh Basmalah. Bab III kitab ini menerangkan tentang rahasia sifat dan nama Allah SWT.
BalasHapus2) Al-Manazhir al-Ilahiyyah, Kitab ini berisi tentang cerita perjalanan musyahadah-nya dengan Tuhan.
3) Ghaniat Arbab al-Sima’, menerangkan adab-adab seorang sufi, ditulis pada Tahun 803 H. di Kairo.
4) Jannat al-Ma’arif wa ghayat al-Murid wa al-’Arif, Risalah ini ditulis al-Jili di Persia, sebelum ia pindah ke Yaman.
5) Al-Kammalat al-Ilahiyah, kitab ini selesai ditulis tahun 805 H. di Zabid Yaman.
6) Al-Insan ‘Ain al-Jûd, Kitab ini membentangkan konsep tentang manusia sebagai cermin dari Tuhan.
7) Al-Qamus al-A‘dzam , kitab ini masih dalam bentuk manuskrip.
8) Al-Safar al-Qarib, kitab ini berisi karangan pendek tentang adab dalam melakukan pengembaraan spiritual.
9) SyarH Musykilat al-FutûH at, naskah kitab ini terdapat di Damaskus.
10) Al-Isfar ‘an Risalat al-Anwar, kitab ini sebagai syarH (penjelas) dari kitab Ibn ‘Arabi yang berjudul Al-Isfar ‘an Nataij al-Asfar.
11) Al-Nadhirat, kitab ini berisi kumpulan syair-syair sufi yang terdiri-dari 540 bait syair.
12) Al-Qashidah al-WaH idah, kitab ini tersimpan di Baghdad dalam bentuk manuskrip tulisan tangan.
13) Musamarat al-H abib, kitab ini yang membicarakan tentang perjalanan Nabi Mûsa dan seorang pemuda Yûsa’ Ibn Nûn untuk menjumpai al-’Abd al-Shalih.
14) Al-Insan al-Kamil fi Ma‘rifat al-Awakhir wa al-Awa’il, ini merupakan karya dari al-Jili yang paling terkenal. Ia membentangkan tentang konsepnya “Al-Insan al-Kamil ”, yang banyak mengundang perhatian dari para tokoh Sufi sesudahnya, sehingga banyak kitab-kitab yang memberikan syarh terhadap kitab ini, seperti: Muwadhahat al-H al karya Ahmad al-Anshari, Kasyf al-Bayan karya al-Nabilisi, Syarh ‘Ali Zada ‘Abd al-Baqi ibn ‘Ali dan Syarh Syeikh ‘Ali ibn Hijaz.
15) Arba‘ûn Muathinan, kitab ini berisikan sulûknya seorang sufi.
16) Manzil al-Manazil, kitab ini berisi tentang adab sulûk.
17) Al-Mamlakah al-Rabbaniyah.
18) Al-Marqûm fi Sirr al-Tawhid al-Majhûl wa al-Ma‘lûm.
19) Al-Kunz al-Maktûm.
20) Al-Wujud al-Mutlaq.
21) Bahr al-H udûs wa al-Qidam wa Mawjid al-Wujud wa al-‘Adam.
22) Kitab al-Ghayah, kitab ini berisi cara mengetahui makna ayat al-Qur’an dan al-Hadits yang Mutasyabihat.
23) ‘Aqidat al-Akabir al-Muqtabasah min al-Ahzab wa al-Salawat.
24) ‘Uyûn al-H aqaiq.
25) Zulafat al-Tamkin.
26) Maratib al-Wujud, kitab ini berupa karangan ringkas yang menjelaskan tentang tingkatan dari maqam-maqam yang dilalui para sufi dari tingkat al-’Ammah al-Muthlaq sampai Al-Insan al-Kamil .
27) H aqiqat al-Haqa’iq.
KARYA AL-SULLAMI
BalasHapusoleh: Sutejo ibnu Pakar
a. Adab al-Mutasawwafah
b. Thabaqah al-Shufiyun
c. Risalah al-Malamatiyyah
d. Ghalathah al-Shufiyah
e. al-Futuwwah
f. Adab al-Suhba wa Husn al-'Ushra
g. al-Sima'
h. al-Arba'in fi al-Hadith
i. al-Farq Bayn al-Syari'ah wa al-Haqiqah
j. Jawami' Adab al-Shufiyah
k. Manahij al-'Irfan
l. Maqamat al-Awliya'
m. al-Ikhwah wa al-Akhawat min al-Shufiyah
CAHAYA
BalasHapusOLEH: SUTEJO IBNU PAKAR
1. Nur al-‘Izzah (cahaya keagungan):
2. Nur al-Ghayah al-Insaniyyah (cahaya tujuan kemanusiaan):
3. Nur al-Idrak (cahaya perspektik): cahaya yang bisa mempersepsikan dan melihat Allah.
4). Nur al-Nubuwah (cahaya kenabian):
5). Nur al-Nasy’ah:
6). Nur al-Tasyrif: penyingkapan atas spesialisasi kemalaikatan, yang menulis namanya bersama nama Allah di Lauh, dan menulisnya dengan cahaya.
7). Nur al-Sabiqah: cahaya yang ada sejak awal.
8). Nur al-Tadallul: penyingkap atas level kedekatan [dengan Allah].
9). Nur al-Tarkib: cahaya yang menyingkap tujuan agung dalam tauhid.
10). Nur al-Mawlid: penyingkap atas kebahagiaan akan lahirnya Nabi dengan dalil-dalil astronomis yang bersifat Ilahi, yang samawi (langit).
11). Nur al-Khalqah: cahaya yang menampakkan cahaya di antara kedua matanya,
12). Nur al-Tarbiyyah: cahaya penyingkap atas pertolongan yang terjaga,
13). Nur al-Intiqal: cahaya yang memberikan penglihatan dalam kedua mata orang tua dan ibunya.
14). Nur al-Nihayah: cahaya pungkasan kenabian.
15). Nur al-Tadhammun: cahaya yang menyingkap bahwa ia adalah orang yang paling mudah dan paling sempurna
16). Nur al-Taskhir: penyingkap baginya, atas tujuan yang ada di langit dan bumi.
17. Nur al-‘Adah: cahaya yang menampakkan hukum-hukum agung
18. Nur al-Itba’: cahaya yang berbentuk pertolongan dengan lisan (baca. memberikan wejangan yang benar).
19. Nur al-Lawahiq: apa yang terkangun di dalam ayat-ayat atau tanda-tanda yang telah dikhabarkan.
20. Nur al-Jah: menyibak baginya, bahwa hanya Allah yang Esa.
21. Nur al-Khithabah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) datang dengan membawa jawami’ul al-kalim.
22. Nur al-Muqayasah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah makhluk yang paling mengetahui Allah.
23. Nur al-Tafdhil: cahaya yang menyibak kemampuan Nabi Muhammad dalam mengemban kerasulan dari Allah
24. Nur al-Ihathah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah esensi makna yang dikumpulkan
25. Nur al-Hashr: cahaya yang menyibak kekususan, derajat dan level Nabi Muhammad.
26). Nur al-‘Alamah wa al-Dilalah
27. Nur al-Khushushiyyah: cahaya yang menyibak bahwa tidak ada tingkatan, di depan atau sebelumnya, yang memiliki tingkatan semulia Nabi Muhammad.
28. Nur al-Khair al-Mahdzli: cahaya yang menyibak kesempurnaan yang tampak dan yang tersembunyi baginya.
29. Nur al-Liwa’: cahaya yang menyibak penyebaran pertolongannya yang sangat dibutuhkan kelak di hari kiamat.
30. Nur al-Infirad: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah manusia yang paling layak untuk diikuti (kahyul al-matbu’).
31. Nur al-‘Ubudiyyah: cahaya yang menyibak bahwa dia adalah manusia yang dikaruniai kenikmatan khusus.
32. Nur al-Tazkiyyah: cahaya yang menyibak bahwa dia (Nabi Muhammad) adalah hujjatullah (dalil atau kepercayaan Allah) untuk alam semesta.
33. Nur al-Makanah al-Kubra: cahaya yang menyibak keagungan dan kesempurnaan Nabi Muhammad.
KARYA IBN SAB’IN
BalasHapus(612 -668 /669 H.= 1161-1217 M./1218 M.)
SUTEJO IBNU PAKAR
1. Badu al-‘Arif,
2.Risalah al-Fath al-Musyrik,
3.Jawab Shahib Shaqaliyyah,
4.Risalah al-Ihathah,
5.Kitab al-Alwah atau Khithab Allah bi Lisan Nurih,
6.al-Risalah al-Qawsiyyah,
7.Kitab al-Qisth,
8.Risalah li Ibn Sab’in: Istami’ li ma Yuha wa Yustaqra,
9.Rukrah ‘Irfah,
10.Natijah al-Hikam,
11.al-Risalah al-Ushbu’iyyah,
12.al-Risalah fi al-Hikmah,
13.Kitab al-Bughat,
14.al-Kitab al-Kabir,
15.al-Jawhar,
16.Kitab al-Kid,
17.Risalah al-Tawajjuh, dan
18.Diwan al-Syi’ir.
KARYA IBN SAB’IN
BalasHapus(612 -668 /669 H.= 1161-1217 M./1218 M.)
SUTEJO IBNU PAKAR
1. Badu al-‘Arif,
2.Risalah al-Fath al-Musyrik,
3.Jawab Shahib Shaqaliyyah,
4.Risalah al-Ihathah,
5.Kitab al-Alwah atau Khithab Allah bi Lisan Nurih,
6.al-Risalah al-Qawsiyyah,
7.Kitab al-Qisth,
8.Risalah li Ibn Sab’in: Istami’ li ma Yuha wa Yustaqra,
9.Rukrah ‘Irfah,
10.Natijah al-Hikam,
11.al-Risalah al-Ushbu’iyyah,
12.al-Risalah fi al-Hikmah,
13.Kitab al-Bughat,
14.al-Kitab al-Kabir,
15.al-Jawhar,
16.Kitab al-Kid,
17.Risalah al-Tawajjuh, dan
18.Diwan al-Syi’ir.
Isi Kitab Bidãyat al-Hidãyah
BalasHapusKarya : Abû Hâmid, Muhammd b. Muhammad b.
Muhammad al-Ghazãlî al-Thûsî
(405 – 505 H. / 1058 - 1111 M.)
Disyarah oleh Imam Nawawî bin Umar bin ‘Arabi
bin Ali al-Bantani al-Jawi
dengan judul Murãqî al-‘Ubûdiyah
(diselesaikan pada malam Ahad tanggal 13 Dzul
Qo’dah 1289 H./ 24 Oktober 1872 M.)
sutejo ibnu pakar
2 – 9 Pendahuluan
9 – 10 Bagian Pertama Isi Kitab; Klaifikasi Perbuatan Ibadah
10 – 11 Etika Bagun Tidur
11 – 14 Etika Masuk ke Mara Mandi/WC
14 – 19 Etika Wudhu
19 – 21 Etika Mandi
21 – 22 Etika Tayammum
22 – 23 Etika Keluar dari Masjid
23 – 31 Etika Masuk ke Masjid
31 – 36 Amaliah yang Harus Dilakukan setelah Terbit Metahari
36 – 41 Persiapan-persiapan yang Harus Dilakukan Menjelang
Datangnya Waktu Shalat Fardhu
41 – 44 Etika sebelum Tidur
44 - 51 Persiapan-persiapan sebelum Shalat
51 – 53 Etika Imam Shalat da Ma’mum
53 – 58 Etika Berpuasa
58 – 61 Bagian Kedua Isi Kitab; Menjauhi Larangan Agama
61 – 62 Menjaga Mata
62 – 63 Ucapan
63 – 65 Perut
65 – 70 Kehormatan (alat genital)
70 – 73 Tangan
73 – 76 Kaki
76 – 78 Maksiat Hati
78 – 80 Memelihara Hadits
86 – 89 Etika Bergaul dengan Allah dan Manusia
86 – 89 Etika Anak kepada Orangtua
89 – 101 Etika Berteman
MENGENAL TASHAWWUF ISLAMI
BalasHapus(SUMBER & PENDEKATAN TASAWWUF)
DRS. SUTEJA, M.Ag.
(DOSEN MATA KULIAH)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CIREBON
1429 H./ 2008 M.
WILAYAH KAJIAN TASAWUF ISLAMI
BalasHapusoleh; SUTEJO IBNU PAKAR
TASAWUF AKHLAQI/ ‘AMALI
(MODEL RASULULLAH SAW)
ETIKA/MORAL PSIKOLOGI
(BAIK BURUK) (PENYAKIT HATI/JIWA)
TASAWUF FALSAFI
TEOSOFI METAFISIKA
(KETUHANAN) (DUNIA IMMATERI)
MADZHAB TASAWUF
BalasHapusTASAWUF FALSAFI ;
AL-ITTIHAD (PENCIPTA : ABU YAZID AL-BASTHAMI)
AL-HULUL ( PENCIPTA : ABU MANSHUR AL-HALLAJ)
WIHADT AL-WUJUD (PENCIPTA : IBNU AL-‘ARABI)
TASAWUF ‘IRFANI ;
MAHABBAH (PENCIPTA : RABI’AH AL-‘ADAWIYAH)
MA’RIFAT (PENCIPTA : DZUNNUN AL-MISHRI DAN AL-GHAZALI)
SETIAP SUFI BERBEDA DIDALAM MERUMUSKAN KONSEP DAN MENENTUKAN TUJUAN AKHIR MA’RIFATULLAH
Created by SUTEJO
TERMINOLOGI SHUFI
BalasHapusOLEH: SUTEJO IBNU PAKAR
التصوف : هو أن تكون مع الله تعالى بلا علاقة. التصوف: عنوة لا صلح فيها. التصوف: ذكر مع اجتماع، ووجد مع استماع، وعمل مع اتباع. (الجنيد).
التصوف مبني على ثلاث خصال: التمسك بالفقر والافتقار إلى الله، والتحقق بالبذل والإيثار، وترك التعرض والاختيار (رويم بن أحمد البغدادي).
التصوف: ذكر مع اجتماع، ووجد مع استماع، وعمل مع اتباع. التصوف: الأخذ بالحقائق، واليأس مما في أيدي الخلائق (معروف الكرخي).
نعت الصوفي السكون عند العدم، والإيثار عند الوجود (النوري).
التصوف خُلق، فمن زاد عليك في الخلق فقد زاد عليك في الصفاء (الكناني).
وقيل: التصوف: كف فارغ، وقلب طيب.
التصوف الجلوس مع الله بلا همّ (الشبلي).
التصوف مراقبة الأحوال، ورومُ الأدب (الجريري).
التصوف: الانقياد للحق (المزين).
التصوف: إسقاط الجاهِ، وسوادِ الوجه في الدنيا والآخرة.
التصوف: حال تضمحل فيها معالم الإنسانية (أبو يعقوب المزايلي).
التصوف : الدخول في كل خلق مني والخروج من كل خلق دنيّ )أبو محمد الجريري(.
التصوف مبني على ثلاث خصال: التمسك بالفقر والافتقار إلى الله، والتحقق بالبذل والإيثار، وترك التعرض والاختيار )رويم بن أحمد البغدادي(.
التصوف خُلق، فمن زاد عليك في الخلق فقد زاد عليك في الصفاء )الكناني(.
al-Ghazali; SUFI-SUFI TERSESAT
BalasHapusoleh: sutejo ibnu pakar
1. Kaum sufi yang tergolong kelompok terpedaya syaitan adalah mereka yang tergoda oleh perhiasaan dan ketenaran. Keterpedayaan meraka terekspresikan dalam cara-cara meraka berpakaian, bertindak, bertutur kata, akhlak, simbol, dan terminologi yang mereka pergunakan. Bahkan tata cara mereka beribadah yang mengutamakan penampilan dan keselahean lahiriah. Sementara mereka menyukai hal-hal haram dan syubhat, dan gemar mendatangi penguasa dengan harapan mendapatkan keuntungan material dari sang penguasa.
2. Para sufi yang merasa diri mereka baik, tidak mau menjauhi maksiat lahiriah, tidak menjauhi hal-hal yang diharamkan oleh syara’, dan tujuan hidupnya adalah kenikmatan materi.
3. Sufi yang mengklaim dikri mereka dikaruniai ilmu al-Mukasyafah, dapat musyahadah dengan Allah, dan wushul (al-Hallaj : al-Hulul).
4. Sufi yang mengkalim dirinya telah mencapai maqam zuhd, tawakkul, ridha’ dan mahabbah (hanya mencintai Allah). Mereka, dengan imajinasi, merasa secara totalitas mencintai Allah sementara hawa nafsu mereka mendorong mereka menjauhi perintah Allah.
5. Kelompok sufi yang menyibukkan diri dengan laku mujahadah dan penyempurnaan akhlak, dan pensucian jiwa secara berlebihan. Sementara di satu sisi mereka masih suka mencari-cari kelemahan orang lain. Mereka, justru melupakan Allah al-Khaliq.
6. Diantara sufi ada kelompok-kelompok yang sengaja menelurusi jalan menuju Allah (suluk), merasa diri telah mencapai maqam ma’rifat dan sangat bangga diri dengan tema-tema ma’rifat, al-Ittihad, al-Hulul.
SIAPAKAH SHUFI ITU ?
BalasHapussutejo ibnu pakar
الصوف علم من أعلم الزهد؛ فلا ينبغي للزاهد أن يلبس صوفاً بثلاثة دراهم، وفي قلبه رغبة خمسة دراهم )أبو سليمان الداراني(.
الصوفيَّ هم أهل بيت واحد، لايدخل فيهم غيرهمُ. (الجنيد).
الصوفيَّ كالأرض، يُطرح عليها كل قبيح، ولا يخرج منها إلا كلُّ مليح. إذا رأيت الصوفي يعني بظاهره، فاعلم أن باطنه خراب. (معروف الكرخي).
الصوفي: من يرى دمه هدراً، وملكه مباحاً (سهل بن عبد الله).
الصوفي: هو المشير عن الله تعالى؛ فإن الخلق أشاروا إلى الله تعالى (أبو منصور).
الصوفي منقطع عن الخلق، متصل بالحق؛ كقوله تعالى: " واصطنعتك لنفسي " قطعه عن كل غير، ثم قال له: " لن تراني ". الصوفية أطفالٌ في حجر الحق. التصوف برقة محرقةٌ. (الشبلي).
ما تزال الصوفية بخير ما تنافروا، فإذا اصطلحوا فلا خير فيهم (رويم).
الصوفي لا يكدره شيء، ويصفو به كل شيء . وقيل الصوفي لا يتعبه طلب، ولا يزعجه سبب. (أبو تراب النخشبي).
سمعت أبا حاتم السجستاني يقول: سمعت أبا نصر السراج يقول: سئل ذو النون المصري عن أهل التصوف فقال: هم قوم آثروا الله، عز وجل، على كل شيء فآثرهم الله، عز وجل، على كل شيء.
الصوفي: من يكون مع الواردات لا مع الأوراد (أبو الحسن السبرواني).
نعت الصوفي السكون عند العدم، والإيثار عند الوجود )النوري(.
الصوفي لا يكدره شيء، ويصفو به كل شيء )أبو تراب النخشبي
apakah ma'rifat itu ?
BalasHapussutejo ibnu pakar
عن عائشة رضي الله عنها، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " إن دعامة البيت أساسهُ، ودعامة الدين المعرفة بالله تعالى، واليقينُ والعقل القامع فقلت: بأبي أنت وأمي ما العقل القامع؟ قال الكف عن معاصي الله، والحرص على طاعة الله " .
قال الأستاذ: المعرفة على لسان العلماء هو: العلم؛
فكل علم معرفة؛ وكل معرفة علم؛ وكل عالم بالله عارف؛ وكل عارف عالم
وعند هؤلاء القوم المعرفة: صفة من عرف الحق سبحانه بأسمائ وصفاته؛ ثم صدق الله تعالى في معاملاته: ثم تنقى عن أخلاقه الرديئة وأفاقه؛ ثم طال بالباب وقوفه ودام بالقلب اعتكاف فحظي من الله تعالى بجميل إقباله وصدق الله في جميع أ؛واله؛ وانقطع عنه هواجس نفسه؛ ولم يضع بقلبه إلى خاطر يدعوه إلى غيره؛ فإذا صار من الخلق أجنبياً ومن آفات نفسه بريا؛ ومن المساكنات والملاحظات نقياً؛ ودام في السر مع الله تعالى مناجاته، وحق في كل لحظة إليه رجوعه وصار محدثا من قبل الحق سبحانه بتعريف أسراره فيما يجريه من تصاريف أقداره يسمى عند ذلك عارفاً وتسمى حالته معرفة.
إذا بلغ العبد إلى مقام المعرفة أوحى الله إليه بخواطره، وحرس سرَّه أن يسنح فيه غير خاطر الحق وعلامة العارف أن يكون فارغاً من الدنيا والآخرة. )الحسين بن منصور(.
أعرف الناس بالله تعالى أشدهم تحيراً فيه )ذو النون المصري(.
MENDOAKAN MAYYIT LAKI-LAKI
BalasHapusاللهمّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ. اللّهمّ نَوِّرْ قَبْرَهُ وَوَسِّعْ قَبْرَهُ وَخَفِّفْ عَذَابَ قَبْرِهِ. اللّهمّ لاَ تُفَرِّقْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ نَبِيِّكَ محمّد صلّى الله عليه وسلّم اللهمّ ابْعَثْهُ مَقَاماً مَّحْمُوْدًا, بِشَفَاعَةِ سَيِّدِنَا محمّد صلّى الله عليه وسلّم . اللهمّ احْشُرْهُ ِفيْ زُمْرَتِهِ, وَزُمْرَةِ النَّبِيِّيْنَ واَلصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدآءِ وَالصَّالِحِيْنَ. اللّهمّ أنْ تُحَاسِبَهُ حِسَاباً يَّسِيْرًا. اللّهمّ لاَ تُحَاسِبَهُ حِسَاباً عَسِيْرًا. اللّهمّ أنْ تُعْطِيَهُ كِتَابَهُ عَنْ أَمَامِهِ أَوْ عَنْ يَمِيْنِهِ. اللّهمّ لاَ تُعْطِيْهِ كِتَابَهُ عَنْ وَرَاءِهِ أَوْ عَنْ شِمَالِهِ. اللّهمّ ادْخِلْهُ ِفيْ جَنَّتِكَ. اللّهمّ ارْضِهِ وَأَنْتَ رَاضٍ عَنْهُ. اللّهمّ ارْزُقْهُ رُؤْيَةَ وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ, بِرَحْمَتِكَ وَكَرَمِكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالأكْرَامِ.
MENDOAKAN MAYYIT PEREMPUAN
BalasHapusاللهمّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا. اللّهمّ نَوِّرْ قَبْرَهَا وَوَسِّعْ قَبْرَهَا وَخَفِّفْ عَذَابَ قَبْرِهَا. اللّهمّ لاَ تُفَرِّقْ بَيْنَهَا وَبَيْنَ نَبِيِّكَ محمّد صلّى الله عليه وسلّم اللهمّ ابْعَثْهَا مَقَاماً مَّحْمُوْدًا, بِشَفَاعَةِ سَيِّدِنَا محمّد صلّى الله عليه وسلّم . اللهمّ احْشُرْهَا ِفيْ زُمْرَتِهِ, وَزُمْرَةِ النَّبِيِّيْنَ واَلصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدآءِ وَالصَّالِحِيْنَ. اللّهمّ أنْ تُحَاسِبَهَا حِسَاباً يَّسِيْرًا. اللّهمّ لاَ تُحَاسِبَهَا حِسَاياً عَسِيْرًا. اللّهمّ أنْ تُعْطِيَهَا كِتَابَهَا عَنْ أَمَامِهَا أَوْ عَنْ يَمِيْنِهَا. اللّهمّ لاَ تُعْطِيْهَا كِتَابَهَا عَنْ وَرَاءِهَا أَوْ عَنْ شِمَالِهَا. اللّهمّ ادْخِلْهَا ِفيْ جَنَّتِكَ. اللّهمّ ارْضِهَا وَأَنْتَ رَاضٍ عَنْهَا. اللّهمّ ارْزُقْهَا رُؤْيَةَ وَجْهِكَ اْلكَرِيْمِ, بِرَحْمَتِكَ وَكَرَمِكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالأكْرَامِ.
Apakah anda menjalankan amaliah toriqoh? Jika ya toriqoh apa yg anda jalani?
BalasHapus